Fungsi sistem saraf tepi adalah untuk mengirimkan sensasi tubuh dari semua organ tubuh ke otak. Saraf perifer juga mengirimkan perintah dari otak untuk melakukan fungsi tertentu, seperti menggerakkan tubuh, berkeringat, meningkatkan detak jantung, dan mengatur tekanan darah.
Pada pasien dengan neuropati perifer, fungsi ini mungkin sebagian atau seluruhnya terganggu. Keluhan yang dialami bisa bermacam-macam, tergantung pada bagian dan lokasi saraf tepi yang terkena. Namun, gejala yang paling umum adalah nyeri, kesemutan, dan kelemahan otot.
Penyebab Gangguan pada Saraf Tepi
Gangguan pada saraf tepi memiliki berbagai penyebab. Berikut beberapa penyebab gejala cedera saraf tepi:
1. Kegiatan sehari-hari yang berlebihan atau berulang-ulang
Aktivitas harian berulang yang berlebihan dapat memicu peradangan pada otot, tendon, atau ligamen tangan, yang dapat menekan saraf di sekitarnya. Misalnya, pekerjaan atau aktivitas yang mengharuskan Anda mengetik terus menerus, menekan tombol mouse, atau mengetik pesan di ponsel.
Di sisi lain, aktivitas sehari-hari yang tidak melibatkan gerakan fisik, seperti duduk atau berdiri dalam satu posisi terlalu lama, juga dapat menyebabkan kerusakan saraf tepi.
2. Trauma Fisik atau Cedera
Trauma atau cedera fisik adalah salah satu penyebab paling umum dari kerusakan saraf. Cedera kerja, kecelakaan lalu lintas, jatuh, keseleo, dan patah tulang adalah beberapa bentuk cedera tubuh yang sering menyebabkan kerusakan saraf tepi.
3. Kekurangan vitamin B
Kurangnya asupan vitamin B, seperti vitamin B1, B3 (niasin), B6, dan B12, atau kekurangan vitamin E, dapat menyebabkan kerusakan saraf perifer. Sebab, vitamin ini berperan penting dalam menjaga kesehatan saraf. Sebab, vitamin ini berperan penting dalam menjaga kesehatan saraf. Kekurangan vitamin B dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, mulai dari kekurangan makanan yang mengandung vitamin B hingga konsumsi alkohol yang berlebihan.
4. Mengkonsumsi obat-obatan tertentu
Neuropati perifer dapat berkembang pada sekitar 30-40% pasien kanker yang diobati dengan kemoterapi. Hal ini terjadi karena beberapa obat kemoterapi memiliki efek samping yang menyebabkan kerusakan saraf tepi.
5. Paparan Bahan Kimia dan Keracunan
Orang yang secara teratur terpapar bahan kimia beracun (seperti lem, pelarut, klorin, poles, cat, pestisida) atau timbal dan merkuri juga memiliki peningkatan risiko kerusakan saraf perifer.
6. Diabetes
Neuropati perifer terjadi pada sekitar 60-70% penderita diabetes karena gula darah tinggi menyebabkan kerusakan saraf. Neuropati perifer dapat terjadi terutama ketika penderita diabetes tidak minum obat secara teratur.
Selain diabetes, orang yang kelebihan berat badan atau obesitas, berusia di atas 40 tahun, dan memiliki riwayat tekanan darah tinggi juga diketahui berisiko tinggi mengalami kerusakan saraf tepi.
Pengobatan Neuropati Perifer
Pengobatan neuropati perifer atau gangguan pada saraf tepi tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Tindakan yang dapat dilakukan dokter adalah:
- Tablet atau suntikan vitamin B12 diberikan pada neuropati perifer yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B12.
- Untuk neuropati perifer akibat diabetes, dianjurkan agar pasien menjaga berat badan ideal, berolahraga secara teratur, berhenti merokok, dan mengurangi konsumsi alkohol.
- Pada neuropati perifer akibat penyakit autoimun, kortikosteroid diberikan untuk mengurangi inflamasi dan reaksi sistem imun yang berlebihan.
- Pertukaran plasma, atau plasmapheresis, transfusi darah bagi pasien untuk menghilangkan antibodi atau protein yang menyebabkan peradangan
- Pembedahan untuk neuropati perifer yang disebabkan oleh tekanan saraf, seperti tekanan dari tumor.